「70 Kutipan RA Kartini Kata Bijak Tentang Emansipasi Perempuan Hingga Cinta Untuk Status Di Sosmed」の版間の差分

提供: 炎上まとめwiki
ナビゲーションに移動 検索に移動
1行目: 1行目:
Ηari Kartini diperingati tiaⲣ-tiap-tiap tangցal 21 April.<br><br>Peringatan Hari berdaѕarkan terhаdap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.<br><br>RA Kartini menjadi sosok yang kondang atas usulannya didalam mempelopori emansipasi perempuan di Indonesia.<br><br>Pahlawɑn perempuan kelahiran Јepara ini terhitung menerbitkan ҝarya yang tenar, yaitu buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Jelas.<br><br>Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, tersedia 70 kutipan kata-kata arif yang рernah dikemukaҝan RA Kartini.<br><br>Kata-kata arif tersebut beгkenaan emansipasi perempuan, pengaјaranThe Story perjᥙangan, sampai cinta.<br><br>Baca juga:  [https://mystories.info/ story teller] Hari Kartini 21 April: [https://www.msn.com/id-id/news/other/gempa-di-bali-minggu-18-desember-2022-baru-saja-guncang-di-darat-berikut-info-bmkg-magnitudonya/ar-AA15paIp Berikut] Sejarah sampai Biogrɑfi RA Kartini<br><br>Buku RA Kartini.<br><br>Berikut 70 kutipan кata-kata arif RA Kaгtini, dirangkum dari buku Cel᧐teh R.A. Kartini: 232 Ujaran Aгif sang Peϳuang Emansipasi, My Ѕtoriеs karya Ahmad Nurcholish:<br><br>1. "Seorang guru bukan cuma sebagai pengasah pikiran saja, tapi terhitung pendidik budi pekerti."<br><br>2. "Melainkan apalah bermakna trampil didalam ilmu yang hendak diajar itu, kalau dia tidak mampu menerangkannya secara tahu terhadap murid-murid."<br><br>3. "Gadis yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tak akan cakap lagi hidup di didalam dunia nenek moyangnya."<br><br>4. "Kita kapabel menjadi manusia sepenuhnya, tanpa stop menjadi wanita sepenuhnya."<br><br>5. "Untuk saat didiklah, kasihlah pelajaran kepada buah hati-si kecil perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa sepatutnya diawali. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang sanggup, cerdas, dan baik. Karenanya mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."<br><br>6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lantas apalagi terhitung hingga saat ini merupakan hidup seirama bersama laki-laki."<br><br>7. "Rampaslah seluruh harta benda aku, asalkan jangan pena saya."<br><br>8. "Pendidikan sekolah bagi buah hati-buah hati terhadap ketika sekarang adalah hal yang awam sekali, namun kalau jumlah buah hati raih 25 orang, bagaimana barangkali pengajaran yang sebaik-baiknya itu cakap diusahakan bagi mereka seluruh? Orang tak berhak melahirkan si kecil seandainya dia tak cakap menghidupinya."<br><br>9. "Apabila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi seharusnya sama-sama dimajukan."<br><br>10. "Yaitu suatu bantuan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki jikalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."<br><br>11. "Ketidaksetaraan perempuan ini imbas dari dipegangnya jalan masuk perempuan untuk menerima ilmu supaya perempuan menjadi bodoh. Sehingga sistem cuma satu adalah perempuan wajib sekolah."<br><br>12. "Simpati itu bagi kami yaitu kepuasan, energi, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."<br><br>13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih terlampau ada dilema hidupnya, karena mereka sudah berada di tempat di mana alam tiap-tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, apabila perempuan wajib tinggal bersama tentram serumah bersama madunya?"<br><br>14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan wajib memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama tenang orang mengatakan 'kondisi mereka baik' sekiranya orang melihat dan tahu semuanya, yang sudah kami memandang dan kami kenal itu?"<br><br>15. "Dan kepada pendidikan itu janganlah cuma logika yang dipertajam, tapi budi bahkan harus dipertinggi."<br><br>16. "Apabila kami menghendaki orang lain ikuti jejak kami, karenanya misal yang kami memberikan haruslah suatu hal yang berdialog, menyebabkan rasa takjub dan permohonan untuk menirunya."<br><br>17. "Kami si kecil-buah hati perempuan tidak boleh membawa pendapat, kami sepatutnya terima dan menyetujui serta mengamini semua yang diakui bagus oleh orang lain."<br><br>18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi merupakan pembuktian diri yang sesuai pada raga yang tangguh, tetapi hati selamanya tunduk. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap-tiap daerah tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."<br><br>19. "Aku akan mendidik si kecil-anak saya, bagus laki-laki ataupun perempuan untuk saling memperhatikan sebagai makhluk yang sama. Saya akan mengimbuhkan pendidikan yang mirip terhadap mereka, pasti saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, aku bermaksud akan meniadakan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang diwujudkan orang sedemikian jitunya."<br><br>20. "Pendidikan untuk wanita terlampau penting didalam konteks menolong perannya sebagai istri dan ibu yang berfantasi besar. Namun jikalau tak benar kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, bermakna mirip saja bersama membodoh lagi."<br><br>21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian motto biasanya pembesar. Mereka tidak bahagia melihat orang-orang lain terhitung idamkan ilmu dan kemajuan."<br><br>22. "Tidak seharusnya penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak sanggup pesat, jika didalam hal itu perempuan terbelakang. Tiap saat kemajuan perempuan itu ternyata adalah aspek penting didalam peradaban bangsa."<br><br>23. "Marilah duhai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan berbarengan berprofesi merubah situasi yang tidak terderita ini."<br><br>24. "Dalam tangan anaklah berlokasi era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam buah hati yang merupakan era depan itu."<br><br>24. "Pintar itu tidak yaitu kebahagiaan untuk tiap-tiap-tiap orang. Celakalah bila orang sanggup berpikir namun tak boleh; apabila orang mampu merasa, cakap dan mau, tetapi tidak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."<br><br>25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, kasihlah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu aku! Izinkan aku bertingkah dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."<br><br>26. "Kecerdasan otak saja tak bermakna seluruh-galanya. Sepatutnya tersedia terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terjalin bersama orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati patut dinasehati, jika tak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."<br><br>27. "Ikhtiar! Berjuanglah memperbolehkan diri. Apabila engkau sudah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah sanggup engkau bantu orang lain."<br><br>28. "Apabila kami tak melacak pengetahuan, maka hidup kami tak akan berbahagia dan kehidupan kami akan makin mundur."<br><br>29. "Karena kalau taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, karenanya budi bangsa itu sendiri yaitu suatu puisi."<br><br>30. "Habis gelap terbitlah terang."<br><br>31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan konsisten jelas cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa estetika. Kehidupan manusia mirip alam."<br><br>32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak berimajinasi seandainya lebih pernah telah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."<br><br>33. "Jangan kau katakan saya tidak bisa, tetapi katakan aku mau."<br><br>34. "Kami mengira kami tahu banyak sekali, melainkan sebenarnya kami tidak tahu apa-apa. Kami menduga kami membawa kemauan, keinginan besi. Kami menyangka kami kapabel memindahkan gunung melainkan kongkritnya cuma setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata kesedihan cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kemampuan kami."<br><br>35. "Pergilah, bekerjalah untuk menghasilkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh regulasi yang lalim bersama tahu yang tak benar berkenaan benar dan salah, berkenaan bagus dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah namun bekerjalah untuk suatu hal yang kekal."<br><br>36. "Dalam hatinya sebab perlawanan kepada keadaan zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tidak akan, tak mau tunduk. Dia sepatutnya mencapai trek baru."<br><br>37. "Percayalah akan era depan."<br><br>38. "Para lanjut umur, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa seluruh yang kini telah tua, terhitung pernah baru."<br><br>39. "Ketidaksetaraan inilah yang sebabkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."<br><br>40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan penat untuk mengusahakan gigih membela segala yang bagus."<br><br>41. "Kami yakin, jika seseorang berani mengawali, banyak yang akan mencontoh."<br><br>42. "Angkatan muda, tak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri kapabel berperilaku suatu hal untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Namun jikalau kami bersatu, mempersatukan kesanggupan kami, berprofesi bersama-sama, maka hasil bisnis kami akan lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."<br><br>43. "Kita sepatutnya hidup berbarengan dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kami yaitu sebabkan hidup lebih menawan."<br><br>44. "Sudah jauh dan lama kami mencari, dan kami tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selamanya kepada kami barang yang kami cari itu, tersedia di didalam diri kami sendiri."<br><br>45. "Perbuatan saya itu akan lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan yang gembira-gembira."<br><br>46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita kapabel mencintai satu bersama yang lain saat mereka baru bersua pertama kali didalam kehidupan ini sesudah mereka terikat didalam pernikahan?"<br><br>47. "Kita menghendaki untuk dicintai--bukan ditakuti."<br><br>48. "Tiada hal yang lebih indah tak sekadar mampu menerbitkan senyum di wajah mereka yang kami cinta."<br><br>49. "Dikala suatu jalinan usai, bukan bermakna orang stop saling mencintai. Mereka hanya stop saling menyakiti."<br><br>50. "Betapa ganjil sudah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak berharap dipaksa, tidak berharap diikat di mana bahkan juga. Datang tanpa diundang, tidak dikira-sangka. Dan bersama sepatah kata saja, tapi sepatah kata yang menjenguk jauh ke didalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang sampai sekarang belum mengetahui bersama ikatan-ikatan erat!"<br><br>51. "Maksud Tuhan terhadap kami merupakan baik. Hidup ini dikasih kepada kami sebagai rahmat dan tidak sebagai muatan, kami manusia sendiri biasanya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."<br><br>52. "Agama seharusnya menjaga kami dari tingkah laku dosa, tapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."<br><br>53. "Berharap benar aku menerapkan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah."<br><br>54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu jasmaniah."<br><br>55. "Tugas manusia adalah menjadi manusia."<br><br>56. "Harta paling suci di dunia adalah hati laki-laki yang luhur."<br><br>57. "Banyak hal yang sanggup menjatuhkanmu. Tetapi hanya satu hal yang terlampau kapabel menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."<br><br>58. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang singgah didalam hidupmu. Ilahi tidak pernah memberikannya, kamulah yang mengizinkannya datang."<br><br>59. "Teruslah berangan-angan, teruslah berfantasi, bermimpilah sepanjang engkau mampu berangan-angan! Apabila tidak ada berfantasi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebetulnya kejam."<br><br>60. "Tahukah engkau semboyanku? Saya Ingin! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali membantu dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku Berharap!" sebabkan kami mudah mendaki puncak gunung."<br><br>61. "Lebih banyak kami maklum, lebih kurang rasa dendam didalam hati kita. Kian adil pertimbangan kami dan makin kokoh dasar rasa beri sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."<br><br>62. "Terkadang, ada dilema mesti kau rasakan lebih-lebih dahulu sebelum akan kebahagiaan yang prima singgah kepadamu."<br><br>63. "Jangan pernah menyerah seandainya kau masih idamkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah sebab kamu selangkah lagi untuk menang."<br><br>64. "Tidak hiraukan seberapa keras kamu mencoba, kau tak akan pernah cakap menentang apa yang kau rasa. Bila kamu sebetulnya berharga di mata seseorang, tak tersedia alasan baginya untuk melacak seseorang yang lebih baik darimu."<br><br>65. "Adakah yang lebih hina, daripada bertumpu kepada orang lain?"<br><br>66. "Sebab tersedia bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Sebab tersedia angan-angan mudah mati, kadangkala timbullah angan-angan lain, yang lebih total, yang boleh menjadikannya buah."<br><br>67. "Karena barang siapa tidak sanggup merasakan sakit, ia terhitung kebal kepada rasa gembira. Barang siapa tak menderita, tidak terhitung cakap menikmati sedap yang sebetulnya."<br><br>68. "Cuma orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang mampu bertahan didalam topan semacam itu, mampu melawan kekejaman dan kekerasan dunia."<br><br>69. "Kesadaran anak-anak wajib dibangunkan, bahwa mereka seharusnya mencukupi panggilan budi didalam masyarakat terhadap bangsa yang akan mereka kemudikan."<br><br>70. "Petani paling bagus tak akan memungut padi dari tanah yang tak dilakukannya lebih dahulu, sebelum akan menebarkan benih dan menanam di situ! Tidak akan cakap terhitung ahli bangunan yang paling baik mendirikan gedung tanpa fondasi!"<br><br>Berita lainnya berkenaan Haгi Ⲕartini
Hari Kɑrtini diperingati tiap-tiaр-tiap-tiap tanggal 21 April.<br><br>Peringatan Hari menurut terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional peremⲣuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.<br><br>RA Kartini menjadi sosߋk yang kondang atas iⅾenya didalam mencetus emansipasi perempuan di Indonesia.<br><br>Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karүa yang terкenal, ialah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Jelas.<br><br>Untuk mеmperingati Harі Κartini, di bawah ini, [https://mystories.info/ The Story] terѕedia 70 kutipan kаta-kata bijak уang pernah dikemukakan RA Kartini.<br><br>Kata-katɑ arif terseƅut beгkenaan emansipasi perempսan, pendidikanⅯy Storіes pengorbanan, hingga cinta.<br><br>Baca juga:  Mу Stoгies Ηari Kartini 21 April: Berikut Ꮪejarah hіngga Biografі RA Kartini<br><br>Buku RΑ Kartini.<br><br>Beriкut 70 kսtipan kata-kata bіjak RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujɑran Bijak sɑng Pejuang Emansipasi, karya Ꭺhmad Nurcholish:<br><br>1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, tetapi terhitung pengajar budi pekerti."<br><br>2. "Melainkan apalah bermakna pintar didalam ilmu yang hendak diajarkan itu, seandainya ia tidak mampu menerangkannya secara tahu kepada murid-murid."<br><br>3. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, panoramanya telah diperluas, tak akan kapabel lagi hidup di didalam dunia nenek moyangnya."<br><br>4. "Kita sanggup menjadi manusia sepenuhnya, tanpa stop menjadi wanita sepenuhnya."<br><br>5. "Untuk saat didiklah, berilah pelajaran terhadap si kecil-si kecil perempuan kaum ningrat: dari sinilah peradaban bangsa patut diawali. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang sanggup, cerdas, dan baik. Karenanya mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."<br><br>6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lantas apalagi terhitung sampai dikala ini adalah hidup seirama bersama laki-laki."<br><br>7. "Rampaslah segala harta benda aku, asalkan jangan pena aku."<br><br>8. "Pendidikan sekolah bagi anak-buah hati kepada dikala kini yakni hal yang biasa sekali, melainkan jikalau jumlah buah hati raih 25 orang, bagaimana barangkali pengajaran yang sebaik-baiknya itu cakap diusahakan bagi mereka segala? Orang tak memiliki hak melahirkan buah hati seandainya dia tidak sanggup menghidupinya."<br><br>9. "Apabila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi seharusnya sama-sama dimajukan."<br><br>10. "Yakni suatu bantuan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki jikalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."<br><br>11. "Ketidaksetaraan perempuan ini imbas dari dikendalikannya jalan masuk perempuan untuk menerima ilmu supaya perempuan menjadi bodoh. Sehingga cara hanya satu yakni perempuan patut sekolah."<br><br>12. "Simpati itu bagi kami merupakan kepuasan, tenaga, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."<br><br>13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih terlampau ada dilema hidupnya, karena mereka telah berada di tempat di mana alam tiap-tiap-tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, jika perempuan seharusnya tinggal bersama damai serumah bersama madunya?"<br><br>14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan patut memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama tenang orang mengatakan 'kondisi mereka bagus' jikalau orang mengamati dan tahu semuanya, yang sudah kami mengamati dan kami kenal itu?"<br><br>15. "Dan kepada pendidikan itu janganlah hanya logika yang dipertajam, melainkan budi bahkan seharusnya dipertinggi."<br><br>16. "Sekiranya kami menghendaki orang lain ikuti jejak kami, karenanya misal yang kami memberikan haruslah suatu hal yang berdiskusi, menyebabkan rasa takjub dan permohonan untuk mencontohnya."<br><br>17. "Kami si kecil-buah hati perempuan tak boleh membawa anggapan, kami sepatutnya terima dan menyetujui serta mengamini seluruh yang diakui bagus oleh orang lain."<br><br>18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi ialah pembuktian diri yang pantas pada raga yang tangguh, namun hati selamanya tunduk. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap-tiap-tiap tempat tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."<br><br>19. "Aku akan mendidik si kecil-si kecil saya, baik laki-laki ataupun perempuan untuk saling mengamati sebagai makhluk yang sama. Saya akan mengimbuhkan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja berdasarkan bakatnya masing-masing, Lagi pula, saya bermaksud akan meniadakan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang diciptakan orang sedemikian akuratnya."<br><br>20. "Pengajaran untuk wanita terlampau penting didalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tetapi bila tidak benar kaprah dan menelantarkan si kecil-anaknya, bermakna mirip saja bersama membodoh lagi."<br><br>21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, karenanya kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian semboyan biasanya pembesar. Mereka tak senang melihat orang-orang lain terhitung idamkan ilmu dan kemajuan."<br><br>22. "Tidak semestinya penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tak sanggup cepat, kalau didalam hal itu perempuan terbelakang. Tiap saat kemajuan perempuan itu rupanya yakni aspek penting didalam peradaban bangsa."<br><br>23. "Marilah aduhai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan bersamaan berprofesi merubah kondisi yang tidak terderita ini."<br><br>24. "Dalam tangan anaklah berlokasi era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam si kecil yang ialah era depan itu."<br><br>24. "Trampil itu tak ialah kebahagiaan untuk tiap-setiap orang. Celakalah jikalau orang kapabel berdaya upaya namun tak boleh; kalau orang kapabel merasa, cakap dan mau, tapi tidak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."<br><br>25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, kasihlah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu aku! Izinkan aku bertindak dan saya akan menampakkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."<br><br>26. "Kecerdasan otak saja tidak bermakna segala-galanya. Semestinya tersedia terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terjalin bersama orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati patut diberi arahan, kalau tak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."<br><br>27. "Ikhtiar! Berjuanglah membolehkan diri. Seandainya engkau telah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah sanggup engkau bantu orang lain."<br><br>28. "Jikalau kami tidak melacak pengetahuan, maka hidup kami tak akan bergembira dan kehidupan kami akan makin mundur."<br><br>29. "Karena kalau taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, karenanya budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."<br><br>30. "Habis gelap terbitlah terang."<br><br>31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan tetap terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa estetika. Kehidupan manusia mirip alam."<br><br>32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak berfantasi jika lebih pernah sudah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."<br><br>33. "Jangan kau katakan saya tidak bisa, tapi katakan aku berkeinginan."<br><br>34. "Kami menduga kami tahu banyak sekali, tetapi hakekatnya kami tidak tahu apa-apa. Kami mengira kami membawa harapan, harapan besi. Kami menduga kami kapabel memindahkan gunung tapi buktinya hanya setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata kesedihan cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kemampuan kami."<br><br>35. "Pergilah, bekerjalah untuk menciptakan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh aturan yang lalim bersama tahu yang tak benar berkenaan benar dan salah, berkenaan bagus dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk suatu hal yang abadi."<br><br>36. "Dalam hatinya sebab konfrontasi kepada kondisi zaman, jiwanya menjadi matang. Dia tak akan, tidak berharap tunduk. Dia patut menempuh jalur baru."<br><br>37. "Percayalah akan era depan."<br><br>38. "Para lanjut usia, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa segala yang sekarang sudah tua, terhitung pernah baru."<br><br>39. "Ketidaksetaraan inilah yang sebabkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."<br><br>40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan penat untuk mengusahakan bersemangat membela segala yang bagus."<br><br>41. "Kami yakin, jikalau seseorang berani mengawali, banyak yang akan mencontoh."<br><br>42. "Angkatan muda, tidak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri kapabel berperilaku suatu hal untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Tapi sekiranya kami bersatu, mempersatukan kemampuan kami, berprofesi bersama-sama, maka hasil bisnis kami akan lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."<br><br>43. "Kita seharusnya hidup bersamaan dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kami adalah sebabkan hidup lebih cantik."<br><br>44. "Sudah jauh dan lama kami mencari, dan kami tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selamanya kepada kami barang yang kami cari itu, tersedia di didalam diri kami sendiri."<br><br>45. "Perbuatan aku itu akan lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan yang berbahagia-bersuka cita."<br><br>46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita mampu mencintai satu bersama yang lain ketika mereka baru bertemu pertama kali didalam kehidupan ini sesudah mereka terikat didalam pernikahan?"<br><br>47. "Kita menghendaki untuk dicintai--bukan ditakuti."<br><br>48. "Tiada hal yang lebih cantik tidak sekedar mampu menerbitkan senyum di wajah mereka yang kami cinta."<br><br>49. "Ketika suatu jalinan berakhir, bukan bermakna orang stop saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."<br><br>50. "Betapa ganjil sudah ajaibnya rasa beri sayang itu: tidak berkeinginan dipaksa, tidak berkeinginan diikat di mana malah juga. Datang tanpa diundang, tidak dikira-sangka. Dan bersama sepatah kata saja, namun sepatah kata yang menjenguk jauh ke didalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga kini belum mengenal bersama ikatan-ikatan erat!"<br><br>51. "Maksud Kuasa kepada kami adalah bagus. Hidup ini dikasih kepada kami sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kami manusia sendiri umumnya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."<br><br>52. "Agama mesti menjaga kami dari tingkah laku dosa, namun berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."<br><br>53. "Berkeinginan benar aku memakai gelar tertinggi, ialah Hamba Allah."<br><br>54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu jasmani."<br><br>55. "Tugas manusia ialah menjadi manusia."<br><br>56. "Harta paling suci di dunia adalah hati laki-laki yang luhur."<br><br>57. "Banyak hal yang mampu menjatuhkanmu. Melainkan cuma satu hal yang terlampau kapabel menjatuhkanmu yakni sikapmu sendiri."<br><br>58. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang singgah didalam hidupmu. Ilahi tidak pernah memberikannya, kamulah yang memperbolehkannya datang."<br><br>59. "Teruslah berangan-angan, teruslah berangan-angan, bermimpilah sepanjang engkau cakap berfantasi! Sekiranya tak ada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebetulnya kejam."<br><br>60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Berkeinginan! Dua patah kata yang ringkas itu sudah sebagian kali membantu dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesulitan. Kata Aku tak bisa! Melenyapkan rasa berani. Kalimat "Akս Ingin!" sebabkan kami gampang mendaki puncak gunung."<br><br>61. "Lebih banyak kami maklum, lebih kurang rasa dendam didalam hati kita. Kian adil pertimbangan kami dan makin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bersuka cita."<br><br>62. "Kadang, ada keadaan sulit patut kau rasakan lebih-lebih dahulu sebelum akan kebahagiaan yang prima singgah kepadamu."<br><br>63. "Jangan pernah menyerah sekiranya kamu masih idamkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah sebab kamu selangkah lagi untuk menang."<br><br>64. "Tak hiraukan seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah sanggup menyangkal apa yang kamu rasa. Kalau kau sesungguhnya berharga di mata seseorang, tak tersedia alasan baginya untuk melacak seseorang yang lebih bagus darimu."<br><br>65. "Adakah yang lebih hina, daripada bertumpu kepada orang lain?"<br><br>66. "Sebab tersedia bunga mati, karenanya banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Karena tersedia angan-angan mudah mati, kadangkala timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."<br><br>67. "Sebab barang siapa tak sanggup menikmati sakit, ia terhitung kebal kepada rasa gembira. Barang siapa tak menderita, tidak terhitung mampu menikmati enak yang sebenarnya."<br><br>68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang mampu bertahan didalam topan semacam itu, cakap melawan kekejaman dan kekerasan dunia."<br><br>69. "Kesadaran anak-anak sepatutnya dibangunkan, bahwa mereka seharusnya mencukupi panggilan budi didalam masyarakat kepada bangsa yang akan mereka kemudikan."<br><br>70. "Petani paling baik tak akan memungut padi dari tanah yang tidak dilaksanakannya lebih dulu, sebelum akan menebarkan bibit dan menanam di situ! Tidak akan kapabel terhitung spesialis bangunan yang paling bagus mendirikan gedung tanpa fondasi!"<br><br>Berita lainnya ƅerkenaan Harі Kartini[https://author.lera.mobi/pc/MyStories.html lera.mobi]

2022年12月24日 (土) 13:14時点における版

Hari Kɑrtini diperingati tiap-tiaр-tiap-tiap tanggal 21 April.

Peringatan Hari menurut terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional peremⲣuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini menjadi sosߋk yang kondang atas iⅾenya didalam mencetus emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karүa yang terкenal, ialah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Jelas.

Untuk mеmperingati Harі Κartini, di bawah ini, The Story terѕedia 70 kutipan kаta-kata bijak уang pernah dikemukakan RA Kartini.

Kata-katɑ arif terseƅut beгkenaan emansipasi perempսan, pendidikan, Ⅿy Storіes pengorbanan, hingga cinta.

Baca juga: Mу Stoгies Ηari Kartini 21 April: Berikut Ꮪejarah hіngga Biografі RA Kartini

Buku RΑ Kartini.

Beriкut 70 kսtipan kata-kata bіjak RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujɑran Bijak sɑng Pejuang Emansipasi, karya Ꭺhmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, tetapi terhitung pengajar budi pekerti."

2. "Melainkan apalah bermakna pintar didalam ilmu yang hendak diajarkan itu, seandainya ia tidak mampu menerangkannya secara tahu kepada murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, panoramanya telah diperluas, tak akan kapabel lagi hidup di didalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita sanggup menjadi manusia sepenuhnya, tanpa stop menjadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk saat didiklah, berilah pelajaran terhadap si kecil-si kecil perempuan kaum ningrat: dari sinilah peradaban bangsa patut diawali. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang sanggup, cerdas, dan baik. Karenanya mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lantas apalagi terhitung sampai dikala ini adalah hidup seirama bersama laki-laki."

7. "Rampaslah segala harta benda aku, asalkan jangan pena aku."

8. "Pendidikan sekolah bagi anak-buah hati kepada dikala kini yakni hal yang biasa sekali, melainkan jikalau jumlah buah hati raih 25 orang, bagaimana barangkali pengajaran yang sebaik-baiknya itu cakap diusahakan bagi mereka segala? Orang tak memiliki hak melahirkan buah hati seandainya dia tidak sanggup menghidupinya."

9. "Apabila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi seharusnya sama-sama dimajukan."

10. "Yakni suatu bantuan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki jikalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini imbas dari dikendalikannya jalan masuk perempuan untuk menerima ilmu supaya perempuan menjadi bodoh. Sehingga cara hanya satu yakni perempuan patut sekolah."

12. "Simpati itu bagi kami merupakan kepuasan, tenaga, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih terlampau ada dilema hidupnya, karena mereka telah berada di tempat di mana alam tiap-tiap-tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, jika perempuan seharusnya tinggal bersama damai serumah bersama madunya?"

14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan patut memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama tenang orang mengatakan 'kondisi mereka bagus' jikalau orang mengamati dan tahu semuanya, yang sudah kami mengamati dan kami kenal itu?"

15. "Dan kepada pendidikan itu janganlah hanya logika yang dipertajam, melainkan budi bahkan seharusnya dipertinggi."

16. "Sekiranya kami menghendaki orang lain ikuti jejak kami, karenanya misal yang kami memberikan haruslah suatu hal yang berdiskusi, menyebabkan rasa takjub dan permohonan untuk mencontohnya."

17. "Kami si kecil-buah hati perempuan tak boleh membawa anggapan, kami sepatutnya terima dan menyetujui serta mengamini seluruh yang diakui bagus oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi ialah pembuktian diri yang pantas pada raga yang tangguh, namun hati selamanya tunduk. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap-tiap-tiap tempat tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Aku akan mendidik si kecil-si kecil saya, baik laki-laki ataupun perempuan untuk saling mengamati sebagai makhluk yang sama. Saya akan mengimbuhkan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja berdasarkan bakatnya masing-masing, Lagi pula, saya bermaksud akan meniadakan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang diciptakan orang sedemikian akuratnya."

20. "Pengajaran untuk wanita terlampau penting didalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tetapi bila tidak benar kaprah dan menelantarkan si kecil-anaknya, bermakna mirip saja bersama membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, karenanya kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian semboyan biasanya pembesar. Mereka tak senang melihat orang-orang lain terhitung idamkan ilmu dan kemajuan."

22. "Tidak semestinya penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tak sanggup cepat, kalau didalam hal itu perempuan terbelakang. Tiap saat kemajuan perempuan itu rupanya yakni aspek penting didalam peradaban bangsa."

23. "Marilah aduhai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan bersamaan berprofesi merubah kondisi yang tidak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah berlokasi era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam si kecil yang ialah era depan itu."

24. "Trampil itu tak ialah kebahagiaan untuk tiap-setiap orang. Celakalah jikalau orang kapabel berdaya upaya namun tak boleh; kalau orang kapabel merasa, cakap dan mau, tapi tidak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."

25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, kasihlah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu aku! Izinkan aku bertindak dan saya akan menampakkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak bermakna segala-galanya. Semestinya tersedia terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terjalin bersama orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati patut diberi arahan, kalau tak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah membolehkan diri. Seandainya engkau telah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah sanggup engkau bantu orang lain."

28. "Jikalau kami tidak melacak pengetahuan, maka hidup kami tak akan bergembira dan kehidupan kami akan makin mundur."

29. "Karena kalau taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, karenanya budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah terang."

31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan tetap terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa estetika. Kehidupan manusia mirip alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak berfantasi jika lebih pernah sudah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."

33. "Jangan kau katakan saya tidak bisa, tapi katakan aku berkeinginan."

34. "Kami menduga kami tahu banyak sekali, tetapi hakekatnya kami tidak tahu apa-apa. Kami mengira kami membawa harapan, harapan besi. Kami menduga kami kapabel memindahkan gunung tapi buktinya hanya setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata kesedihan cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kemampuan kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk menciptakan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh aturan yang lalim bersama tahu yang tak benar berkenaan benar dan salah, berkenaan bagus dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk suatu hal yang abadi."

36. "Dalam hatinya sebab konfrontasi kepada kondisi zaman, jiwanya menjadi matang. Dia tak akan, tidak berharap tunduk. Dia patut menempuh jalur baru."

37. "Percayalah akan era depan."

38. "Para lanjut usia, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa segala yang sekarang sudah tua, terhitung pernah baru."

39. "Ketidaksetaraan inilah yang sebabkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."

40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan penat untuk mengusahakan bersemangat membela segala yang bagus."

41. "Kami yakin, jikalau seseorang berani mengawali, banyak yang akan mencontoh."

42. "Angkatan muda, tidak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri kapabel berperilaku suatu hal untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Tapi sekiranya kami bersatu, mempersatukan kemampuan kami, berprofesi bersama-sama, maka hasil bisnis kami akan lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."

43. "Kita seharusnya hidup bersamaan dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kami adalah sebabkan hidup lebih cantik."

44. "Sudah jauh dan lama kami mencari, dan kami tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selamanya kepada kami barang yang kami cari itu, tersedia di didalam diri kami sendiri."

45. "Perbuatan aku itu akan lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan yang berbahagia-bersuka cita."

46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita mampu mencintai satu bersama yang lain ketika mereka baru bertemu pertama kali didalam kehidupan ini sesudah mereka terikat didalam pernikahan?"

47. "Kita menghendaki untuk dicintai--bukan ditakuti."

48. "Tiada hal yang lebih cantik tidak sekedar mampu menerbitkan senyum di wajah mereka yang kami cinta."

49. "Ketika suatu jalinan berakhir, bukan bermakna orang stop saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."

50. "Betapa ganjil sudah ajaibnya rasa beri sayang itu: tidak berkeinginan dipaksa, tidak berkeinginan diikat di mana malah juga. Datang tanpa diundang, tidak dikira-sangka. Dan bersama sepatah kata saja, namun sepatah kata yang menjenguk jauh ke didalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga kini belum mengenal bersama ikatan-ikatan erat!"

51. "Maksud Kuasa kepada kami adalah bagus. Hidup ini dikasih kepada kami sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kami manusia sendiri umumnya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."

52. "Agama mesti menjaga kami dari tingkah laku dosa, namun berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."

53. "Berkeinginan benar aku memakai gelar tertinggi, ialah Hamba Allah."

54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu jasmani."

55. "Tugas manusia ialah menjadi manusia."

56. "Harta paling suci di dunia adalah hati laki-laki yang luhur."

57. "Banyak hal yang mampu menjatuhkanmu. Melainkan cuma satu hal yang terlampau kapabel menjatuhkanmu yakni sikapmu sendiri."

58. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang singgah didalam hidupmu. Ilahi tidak pernah memberikannya, kamulah yang memperbolehkannya datang."

59. "Teruslah berangan-angan, teruslah berangan-angan, bermimpilah sepanjang engkau cakap berfantasi! Sekiranya tak ada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebetulnya kejam."

60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Berkeinginan! Dua patah kata yang ringkas itu sudah sebagian kali membantu dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesulitan. Kata Aku tak bisa! Melenyapkan rasa berani. Kalimat "Akս Ingin!" sebabkan kami gampang mendaki puncak gunung."

61. "Lebih banyak kami maklum, lebih kurang rasa dendam didalam hati kita. Kian adil pertimbangan kami dan makin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bersuka cita."

62. "Kadang, ada keadaan sulit patut kau rasakan lebih-lebih dahulu sebelum akan kebahagiaan yang prima singgah kepadamu."

63. "Jangan pernah menyerah sekiranya kamu masih idamkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah sebab kamu selangkah lagi untuk menang."

64. "Tak hiraukan seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah sanggup menyangkal apa yang kamu rasa. Kalau kau sesungguhnya berharga di mata seseorang, tak tersedia alasan baginya untuk melacak seseorang yang lebih bagus darimu."

65. "Adakah yang lebih hina, daripada bertumpu kepada orang lain?"

66. "Sebab tersedia bunga mati, karenanya banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Karena tersedia angan-angan mudah mati, kadangkala timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."

67. "Sebab barang siapa tak sanggup menikmati sakit, ia terhitung kebal kepada rasa gembira. Barang siapa tak menderita, tidak terhitung mampu menikmati enak yang sebenarnya."

68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang mampu bertahan didalam topan semacam itu, cakap melawan kekejaman dan kekerasan dunia."

69. "Kesadaran anak-anak sepatutnya dibangunkan, bahwa mereka seharusnya mencukupi panggilan budi didalam masyarakat kepada bangsa yang akan mereka kemudikan."

70. "Petani paling baik tak akan memungut padi dari tanah yang tidak dilaksanakannya lebih dulu, sebelum akan menebarkan bibit dan menanam di situ! Tidak akan kapabel terhitung spesialis bangunan yang paling bagus mendirikan gedung tanpa fondasi!"

Berita lainnya ƅerkenaan Harі Kartinilera.mobi