Efek Samping Antibiotik Dari Yang Ringan Hingga Berbahaya

提供: 炎上まとめwiki
2022年11月1日 (火) 07:17時点におけるMichalPru89 (トーク | 投稿記録)による版
ナビゲーションに移動 検索に移動

Dampak Yang Dimunculkan Antibiotik, Ringan Sampai Yang Membahayakan

Antibiotik adalah obat yang diaplikasikan untuk mengobati infeksi kuman. Kalau pengaplikasiannya tak ideal, bermacam-macam efek samping antibiotik bisa timbul. Mulai dari efek samping yang ringan hingga yang berbahaya dan berpengaruh besar, seperti membuat bakteri menjadi kebal terhadap obat.

Tiap obat memiliki kegunaan dan efek sampingnya masing-masing, tidak terkecuali antibiotik. Efek samping antibiotik yakni tanggapan yang timbul secara tak terduga saat seseorang mengurangi atau menambah dosis, mengonsumsi antibiotik bersamaan dengan obat tertentu, atau menggunakannya dalam jangka waktu lama.

Padahal demikian, kadang-kadang efek samping antibiotik juga dapat muncul pada penggunaan permulaan atau penerapan dosis kecil.

Beberapa Efek Samping Antibiotik yang Dapat Terjadi
Antibiotik mempunyai banyak tipe dan golongan. umum, the story teller obat antibiotik berprofesi dengan cara membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhan kuman di dalam tubuh.

Masing-masing jenis dan golongan antibiotik bisa menimbulkan efek samping yang berbeda pada tiap orang. Efek samping yang muncul juga dapat bersifat ringan sampai berat. Nah, berikut ini merupakan beberapa efek samping antibiotik yang dapat terjadi:

1. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan merupakan efek samping antibiotik yang paling kerap kali terjadi. Gejala gangguan saluran cerna akibat penerapan antibiotik meliputi diare, mual, muntah, dan kram perut. Efek samping ini lebih kerap kali terjadi pada penggunaan antibiotik klasifikasi penisilin, cephalosporin, dan fluoroquinolone.

2. Tanggapan alergi
Respon alergi antibiotik terbilang jarang terjadi. Melainkan, ketika timbul, tanggapan alergi antibiotik umumnya berat dan membahayakan. Beberapa orang yang menikmati reaksi alergi antibiotik bisa mengalami komplikasi berat berupa stress berat anafilaktik dan sindrom Stevens-Johnson.

3. Infeksi jamur
Pengaplikasian antibiotik dapat mengurangi jumlah bakteri bagus di dalam tubuh. Saat jumlah kuman baik tersebut berkurang, karenanya jamur akan gampang tumbuh. Penyakit infeksi jamur ini umumnya timbul berupa sariawan di mulut, yang disebut kandidiasis oral.

Pada wanita, efek samping antibiotik dapat berupa infeksi jamur Miss V yang menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vagina, nyeri ketika terkait intim, anyang-anyangan, hingga keputihan dengan bau tidak sedap.

4. Peka terhadap sinar
Penerapan antibiotik tertentu, terlebih klasifikasi tetrasiklin, dapat menyebabkan Anda lebih peka kepada cahaya, termasuk cahaya lampu dan sinar matahari. Akibatnya, semua cahaya yang Anda lihat akan terasa menyilaukan dan membikin mata tak nyaman.

5. Perubahan warna gigi
Beberapa tipe antibiotik, seperti tetrasiklin dan doksisiklin, juga dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan warna pada gigi yang bersifat permanen, the story teller apabila dikasih pada buah hati-si kecil berusia di bawah 8 tahun.

6. Resistensi antibiotik
Pemakaian antibiotik yang terlalu sering atau tidak cocok dosisnya bisa menyebabkan bakteri mengalami resistensi atau kekebalan. Saat ini ialah salah satu efek samping antibiotik yang paling mengkhawatirkan.

Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi sudah kebal terhadap antibiotik, maka penyakit infeksi kuman akan sulit disembuhkan. Selain kekebalannya, kuman juga berisiko tinggi menimbulkan infeksi berat, seperti sepsis.

Jika sebagian efek samping di atas, antibiotik juga bisa menimbulkan efek samping berikut ini:

Kerusakan jaringan ikat, seperti tendonitis dan putusnya tendon (lazimnya dampak penerapan antibiotik tipe fluoroquinolone, cephalosporin, sulfonamide, The Story dan azythromycin)
Sakit kepala
Kejang
Gangguan jantung, seperti detak jantung tak teratur dan tekanan darah rendah
Kelainan darah, seumpama leukopenia (menurunnya jumlah sel darah putih) atau trombositopenia (jumlah trombosit yang terlalu rendah)
Guna mengurangi risiko efek samping antibiotik, pastikan Anda mengonsumsi antibiotik cocok resep hingga habis, dan hindari membeli antibiotik secara bebas tanpa resep atau pengawasan dokter.

Konsumsi antibiotik malah tidak boleh dihentikan secara mendadak walau gejala infeksi yang dinikmati telah sirna. Bila obat antibiotik tidak dihabiskan, maka bakteri penyebab infeksi dapat menjadi kebal kepada antibiotik hal yang demikian.

Hindari pula mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain dan jangan memberikan antibiotik Anda kepada orang lain tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

biasa, antibiotik cukup aman dipakai, asalkan mematuhi petunjuk penggunaan dari dokter. Melainkan, kalau Anda menikmati efek samping antibiotik setelah menggunakannya, berkonsultasilah kembali dengan dokter, secara khusus kalau efek samping antibiotik yang dirasakan cukup parah dan tak kunjung reda.nbcnews.com